Serefhy Meilani 09-081
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori Piaget membahas perkembangan kognitif
manusia yang berfokus pada pemikiran manusia. Teori ini digolongkan dalam konstruktivisme yang berpendapat bahwa kita membangun
kemampuan kognitif melalui tindakan yang termotivasi otomatis terhadap lingkungan. Piaget membagi
skema anak untuk memahami dunianya melalui empat
periode utama pertambahan usia, yaitu :
:) Periode sensorimotor
(usia 0–2 tahun)
Periode sensorimotor
merupakan periode pertama, yang menandai perkembangan kemampuan dan
pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
- Sub-tahapan skema refleks (lahir-6minggu)
berhubungan dengan refleks.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer (6minggu-4bulan)
berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder
(4-9bulan) berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan
pemaknaan.
- Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular
sekunder (9-12bulan) saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek
sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat
dari sudut berbeda (permanensi objek).
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier
(12bulan-18bulan) berhubungan
terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
- Sub-tahapan awal representasi simbolik,
berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
:) Periode
praoperasional (usia 2–7 tahun)
Piaget menunjukkan adanya Pemikiran (Pra)Operasi. Operasi mental
yang jarang dan secara logika tidak memadai adalah ciri dari tahapan
praoperasional .
Dalam tahapan ini :
-
anak
belajar menggunakan dan merepresentasikan objek
dengan gambaran dan kata-kata.
-
Anak
dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan
semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda
bulat walau warnanya berbeda-beda.
- Menurut
Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul
antara usia dua sampai enam tahun. Dimana, anak mengembangkan keterampilan berbahasanyadengan mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar dengan menggunakan
penalaran intuitif bukan logis.
- Pemikirannya masih bersifat egosentris, sehingga anak suli untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
Namun seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif
orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat
ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
:) Periode operasional
konkrit (usia 7–11 tahun)
Tahapan ini adalah tahapan ketiga, yang muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri
berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama
tahapan ini adalah:
·
Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya. Contohnya: bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
·
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda
menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa
serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian
tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
·
Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Contoh: anak tidak akan lagi menganggap
cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang
tinggi.
·
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat
diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat
menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
·
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak
berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda
tersebut. Contoh: bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama
banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya
berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
·
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Contoh: tunjukkan komik yang memperlihatkan fika
menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian rino
memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru fika kembali ke ruangan.
Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa fika akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu
sudah dipindahkan ke dalam laci oleh rino.
:) Periode operasional formal (usia 11 tahun
sampai dewasa)
Tahap operasional formal adalah periode
terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Anak
mengalaminya sejak usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang
tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta,
bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk
hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya.
Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan
besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran
moral, perkembangan
psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai
perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan
berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
operasional konkrit.
Piaget mengatakan proses interaksi dengan
lingkungan menghasilkan skema. Skema merupakan pengetahuan kita tentang suatu
hal ataupun peristiwa.
Contoh dari kelompok tentang skema :
Seorang anak memiliki skema tentang bunga mawar.
Pengalaman awal anak adalah melihat bunga mawar yang berwarna merah, lalu anak
beranggapan bahwa semua bunga mawar
adalah berwarna merah. Suatu saat, anak melihat sekuntum bunga mawar
yang berwarna putih. Anak perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya
tentang bunga mawar untuk memasukkan jenis bunga mawar yang baru ini. Jadi pada
kasus ini skema anak adalah semua bunga mawar berwarna merah.
Piaget membagi proses skema menjadi 2 yaitu : Asimilasi
dan Akomodasi.
:) Asimilasi adalah proses menambahkan
informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Pada contoh diatas anak melihat
bunga warna merah dan mengasimilasikannya menjadi “bunga mawar”.
:) Akomodasi adalah penyesuaian yang melibatkan
pengubahan skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema
yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru
sama sekali. Pada contoh diatas, anak melihat bunga mawar warna putih dan mengubah
skemanya tentang bunga mawar merupakan proses akomodasi.
Setelah proses penyesuaian
tersebut maka mucullah yang disebut dengan equilibrium yang merupakan keadaan
seimbang antara kognisi dengan lingkungan :)