yay!

Rabu, 27 Februari 2013


Why i choose pedagogi as one of my subject?


 then


then

 
then 


 then 


Saya mahasiswi psikologi USU stambuk ’09 memilih pedagogi sebagai salah satu mata kuliah pilihan lainnya. Mengapa? Pertama, saya telah mengambil mata kuliah pendidikan dan mata kuliah pilihan psikologi belajar dan saya erasa nyaman dengan mata kuliah tersebut . Oleh karena itu saya mengambil mata kuliah pilihan paedagogi.
 Kedua, saya merasakan begitu banyak hal dari dosen pengampu, ini bukan pujian juga bukan manipulasi, tapi saya berkata tulus. Itu masih kenyataan belum dengan penambahan pujian, kalo ditambah wah nanti jadi bingung apakah itu ibu dosen atau ibu peri hehehe. Teman-teman saya banyak bilang “ambil aja matakuliah pilihan yg x ini,enak kok” . Tapi saya tidak tergiur dan udah kekeuh sama pilihan saya yaitu matakuliah pilihan pedagogi.
Nah yang ketiga saya ambil mata kuliah pilihan ini supaya membantu saya mendapat IPK yang baik dengan berharap matakuliah ini bisa memberikan kontribusi yang baik untuk IPK saya, soalnya sudah stambuk tua hahaha. Saya berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas dengan baik, dan saya percaya bahwa setiap effort saya pasti akan dihargai. Jadi saya merasa tidak rugi untuk engaged dengan mata kuliah ini. Sekian sharing time nya semoga bermanfaat bagi siapapun yang baca. Thanks for the attention anyway hehe

Berikutnya adalah tips bagaimana agar anak kita menjadi rajin dan mudah sekali belajar dan sekolah.
1.        Saat pulang sekolah tanyakan “hai sayang, apa yang menyenangkan hari ini disekolah?” Otomatis otak anak akan mencari hal-hal yang menyenangkan disekolah dan ini secara tidak langsung akan memberitahu sang anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.
                             
2.       Saat anak tidur (Hypnosleep), katakan “makin hari, belajar makin menyenangkan”, “sama halnya dengan bermain, belajar juga sangat menyenangkan”, “mudah sekali bagimu untuk belajar (berhitung, menghafal dll)”.
                            
3.       Jelaskan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari (sesuai dengan minat anak tersebut) misal: dengan mempelajari perkalian, maka saat liburan naik kelas nanti nanti kamu bisa menghitung berapa harga barang yang akan kamu beli di Singapore dan kamu bisa membandingkannya dengan harga di Indonesia. Jika kamu menguasai conversation dalam bahasa inggris maka kamu akan sangat mudah berkomunikasi dengan pelatih sepak bolamu yang dari Thailand.

4.       Mintalah guru les pelajarannya (jika ada), sering-sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang hebat dan luar biasa. Pujian yang tulus dan memompa semangatnya jauh lebih penting dari pada mengajarkan tehnik-tehnik berhitung dan menghafal  yang cepat. Mintalah bantuan orang-orang sekitar termasuk guru untuk meningkatkan harga diri anak kita.
                 
5.       Jika anak kita masih kecil dan masih suka dibacakan dongeng, bacakan dongeng dengan posisi memangku dia (dengan posisi yang nyaman, serta memudahkan kita orangtua untuk memberikan ciuman kasih sayang atau pelukan sayang) tujuannya agar anak mengkaitkan membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua dan buku adalah hal yang sangat menyenangkan.

6.  Gunakan surat rahasia dari orangtua kepada anak, kita bisa berkata “nak, Ibu telah meletakan surat rahasia buat kamu. Cuma kamu dan ibu yang tahu isinya. Ibu letakan dibawah bantal tidurmu, bacalah setelah makan ya”. Isinya bisa berupa kata-kata yang menyemangati anak dalam kegiatan belajar dan sekolahnya.

Note from myself :
Ini merupakan hasil repost yang sudah saya edit dengam menambahkan gambar-gambar agar lebih menarik pembaca. Saya tertarik pada bacaan ini karena ternyata bayak cara mudah yang bisa diaplikasikan bagi guru dan orangtua untuk memotivasi buah hati menjadi yang terbaik. Dengan mengaplikasikan hal ini pada kehidupan nyata, semoga bisa bermanfaat dan menghasilkan hasil yang baik bagi siapapun yang membutuhkannya. Terimakasih dan semoga berhasil J

Senin, 25 Februari 2013




Pengertian Pedagogi
Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu contohnya adalah aliran pemikiran Sokrates.

Uraian dengan menggunakan buku pedagogi karangan Prof.Dr. Sudarwan Danim

Seni dan Ilmu mengajar
1.   Mempelajari dan mentransformasikan
Sesuai dengan defenisi pedagogi diatas dan dihubungkan dengan buku pegangan maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu mengajar bisa dipelajari dan tidak terbatas bagi kalangan manapun yang ini mempelajarinya. Sedangkan seni mengajar sendiri hanya dapat dilihat ketika proses belajar-mengajar berlangsung. Belajar merupakan sebuah seni yang merupakan aktivitas membantu yang dilakukan seseorang kepada yang lainnya. Pengajar diharapkan mampu mentransfer pengetahuan yang ia miliki lewat seni mengajar yang ia tampilkan. Sehingga dari poin ini dapat disimpulkan bahwa, pengajar yang baik merupakan pengajar yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mentransfer pengetahuannya lewat belajar yang berdimensi seni.

2.   Hubungan Pikiran
Cara pengajar memandu dan menyampaikan maksudnya dengan seni mengajar yang baik akan memudahkan proses belajar mengajar dan menjadikannya lebih efektif.  Strategi mengajar yang baik adalah hubungan dua arah dimana pengajar tetap memegang peranan penting namun bukan berarti siswa harus menjdai pasif. Pedagogi yang baik adalah ketika pengajar mampu menghubungkan pikiran nya dengan siswa didiknya dan siswa didik yang satu dengan yang lainnya. Pengajar yang baik adalah pengajar yang mampu menyatukan perbedaan bukan menyamakan perbedaan. Karena dengan keberagaman pikiran maka suatu masalah atau beban tugas akan mudah dihadapi oleh siswa. Seperti diibaratkan dengan kelompok band. Ketika seluruh personil bermain alat musik yang sama, maka musik yang dihasilkan akan terasa hambar. Namun ketika sesorang menjadi vokalis, seorang lagi menjadi pemain bass, seorang lainnya menjadi pemain drum, maka musik yang dihasilkan akan lebih menarik dan berkualitas. Begitu juga dengan belajar. Oleh karena itu, pengajar yang baik haruslah mampu membuat pedagogi yang baik agar pikiran yang satu dengan yang lainnya dapat terhubung.

3.   Seni, ilmu, dan profesi
Sesungguhnya mengajar merupakan gabungan dari seni, ilmu dan profesi. Mengajar dapat dikatakan sebuah seni, sebuah proses pentransferan ilmu dan panggilan jiwa. Kombinasi antara ketiganya begitu diperlukan agar menghasilkan harmoni yang berefek baik pada proses belajar mengajar itu sendiri.

4.   Pengajar yang cerdas
Proses belajar mengajar yang baik sesungguhnya begitu bergantung pada pengajarnya sendiri. Cerdas tidak selalu harus diidentikkan dengan “pintar”. Karena pintar tidak hanya sebagai modal utama namun haruslah bijak, kreatif, mampu melihat peluang, hal itu dapat disimpulkan dengan cerdas. Pengajar yang cerdas pasti dianggap baik oleh siswa didiknya. Salah satu contoh sikap baik dalam mengajar adalah mengahapal semua nama-nama muridnya, memperhatikan setiap keluhan siswa didik dan memberikan respon, menolak tindakan sarkastik dan hal-hal lainnya. Karena ketika seorang pengajar “cerdas” maka hal itu akan memudahkan proses belajar-mengajar.

Dengan demikian jelas bahwa seorang pengajar yang baik adalah seorang “seniman” yang baik pula :)
                                                                                             
Tabel Perbandingan realita semasa seolah dengan teori

Semasa Sekolah Dasar (SD)

Teori

Fenomena yang saya dapatkan dan saya ingat kembali sewaktu saya berada disekolah dasar adalah guru-gurunya “pilih kasih”. Mereka jelas-jelas memperlihatkan diskriminasi mereka. Mereka berbeda dalam cara perlakuan tergantung dari latar belakang siswanya.

Pengajar yang baik harusnya pengajar yang cerdas. Sesuai degan teori bahwa pengajar harusnya berteman baik dengan siswa didiknya dan menekankan hal-hal positif tetapi berlaku untuk semua siswa didik bukan untuk peorrangan.

Fenomena selanjutnya yang saya dapatkan di SD saya adalah ketika saya SD, para tim pengajar masih menggunakan cara mengajar kuno dengan menggunakan ‘kekerasan’ sebagai embel-embel ‘ketegasan’.

Hal yang perlu diperhatikan adalah pengajar yang baik menggunakan seni bukan kekerasan. Pengajar yang baik memainkan peran yang baik dan cara mendidik yang baik tetapi bukan dengan kekerasan.

Fenomena terakhir yang saya angkat adalah banyak pengajar yang tidak mampu mentransformasikan pengetahuannya kepada siswa didiknya.

Pengajar yang baik adalah pengajar yang mampu mentransfer pengetahuannya, jadi jika pengajar tidak mampu mentransfer pengetahuannya maka dia bukanlah pengajar yang baik dan ideal.

Pada kenyataannya, masih banyak dijumpai pengajar yang serupa dengan fenomena diatas. Oleh karena itu, bagi siapapun, kelak kita mengemban tugas untuk mengajar. Tak terbatas, baik mengajar sepupu, anak-anak kita, oranglain, maka perlakukanlah mereka seperti apa yang ingin oranglain perlakukan pada kita. Baiklah hal-hal seperti kekerasan dan diskriminasi menjadi tanggung jawab kita untuk menghilangkannya demi generasi yang sehat mental, pikiran, dan jiwa. Terimakasih.