yay!

Senin, 25 Februari 2013




Pengertian Pedagogi
Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu contohnya adalah aliran pemikiran Sokrates.

Uraian dengan menggunakan buku pedagogi karangan Prof.Dr. Sudarwan Danim

Seni dan Ilmu mengajar
1.   Mempelajari dan mentransformasikan
Sesuai dengan defenisi pedagogi diatas dan dihubungkan dengan buku pegangan maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu mengajar bisa dipelajari dan tidak terbatas bagi kalangan manapun yang ini mempelajarinya. Sedangkan seni mengajar sendiri hanya dapat dilihat ketika proses belajar-mengajar berlangsung. Belajar merupakan sebuah seni yang merupakan aktivitas membantu yang dilakukan seseorang kepada yang lainnya. Pengajar diharapkan mampu mentransfer pengetahuan yang ia miliki lewat seni mengajar yang ia tampilkan. Sehingga dari poin ini dapat disimpulkan bahwa, pengajar yang baik merupakan pengajar yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mentransfer pengetahuannya lewat belajar yang berdimensi seni.

2.   Hubungan Pikiran
Cara pengajar memandu dan menyampaikan maksudnya dengan seni mengajar yang baik akan memudahkan proses belajar mengajar dan menjadikannya lebih efektif.  Strategi mengajar yang baik adalah hubungan dua arah dimana pengajar tetap memegang peranan penting namun bukan berarti siswa harus menjdai pasif. Pedagogi yang baik adalah ketika pengajar mampu menghubungkan pikiran nya dengan siswa didiknya dan siswa didik yang satu dengan yang lainnya. Pengajar yang baik adalah pengajar yang mampu menyatukan perbedaan bukan menyamakan perbedaan. Karena dengan keberagaman pikiran maka suatu masalah atau beban tugas akan mudah dihadapi oleh siswa. Seperti diibaratkan dengan kelompok band. Ketika seluruh personil bermain alat musik yang sama, maka musik yang dihasilkan akan terasa hambar. Namun ketika sesorang menjadi vokalis, seorang lagi menjadi pemain bass, seorang lainnya menjadi pemain drum, maka musik yang dihasilkan akan lebih menarik dan berkualitas. Begitu juga dengan belajar. Oleh karena itu, pengajar yang baik haruslah mampu membuat pedagogi yang baik agar pikiran yang satu dengan yang lainnya dapat terhubung.

3.   Seni, ilmu, dan profesi
Sesungguhnya mengajar merupakan gabungan dari seni, ilmu dan profesi. Mengajar dapat dikatakan sebuah seni, sebuah proses pentransferan ilmu dan panggilan jiwa. Kombinasi antara ketiganya begitu diperlukan agar menghasilkan harmoni yang berefek baik pada proses belajar mengajar itu sendiri.

4.   Pengajar yang cerdas
Proses belajar mengajar yang baik sesungguhnya begitu bergantung pada pengajarnya sendiri. Cerdas tidak selalu harus diidentikkan dengan “pintar”. Karena pintar tidak hanya sebagai modal utama namun haruslah bijak, kreatif, mampu melihat peluang, hal itu dapat disimpulkan dengan cerdas. Pengajar yang cerdas pasti dianggap baik oleh siswa didiknya. Salah satu contoh sikap baik dalam mengajar adalah mengahapal semua nama-nama muridnya, memperhatikan setiap keluhan siswa didik dan memberikan respon, menolak tindakan sarkastik dan hal-hal lainnya. Karena ketika seorang pengajar “cerdas” maka hal itu akan memudahkan proses belajar-mengajar.

Dengan demikian jelas bahwa seorang pengajar yang baik adalah seorang “seniman” yang baik pula :)
                                                                                             
Tabel Perbandingan realita semasa seolah dengan teori

Semasa Sekolah Dasar (SD)

Teori

Fenomena yang saya dapatkan dan saya ingat kembali sewaktu saya berada disekolah dasar adalah guru-gurunya “pilih kasih”. Mereka jelas-jelas memperlihatkan diskriminasi mereka. Mereka berbeda dalam cara perlakuan tergantung dari latar belakang siswanya.

Pengajar yang baik harusnya pengajar yang cerdas. Sesuai degan teori bahwa pengajar harusnya berteman baik dengan siswa didiknya dan menekankan hal-hal positif tetapi berlaku untuk semua siswa didik bukan untuk peorrangan.

Fenomena selanjutnya yang saya dapatkan di SD saya adalah ketika saya SD, para tim pengajar masih menggunakan cara mengajar kuno dengan menggunakan ‘kekerasan’ sebagai embel-embel ‘ketegasan’.

Hal yang perlu diperhatikan adalah pengajar yang baik menggunakan seni bukan kekerasan. Pengajar yang baik memainkan peran yang baik dan cara mendidik yang baik tetapi bukan dengan kekerasan.

Fenomena terakhir yang saya angkat adalah banyak pengajar yang tidak mampu mentransformasikan pengetahuannya kepada siswa didiknya.

Pengajar yang baik adalah pengajar yang mampu mentransfer pengetahuannya, jadi jika pengajar tidak mampu mentransfer pengetahuannya maka dia bukanlah pengajar yang baik dan ideal.

Pada kenyataannya, masih banyak dijumpai pengajar yang serupa dengan fenomena diatas. Oleh karena itu, bagi siapapun, kelak kita mengemban tugas untuk mengajar. Tak terbatas, baik mengajar sepupu, anak-anak kita, oranglain, maka perlakukanlah mereka seperti apa yang ingin oranglain perlakukan pada kita. Baiklah hal-hal seperti kekerasan dan diskriminasi menjadi tanggung jawab kita untuk menghilangkannya demi generasi yang sehat mental, pikiran, dan jiwa. Terimakasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar