Sinopsis Film ‘Kinky Boots’
Nama
kelompok:
Film Kinky Boots
mengisahkan tentang seorang bernama Charlie Price. Setelah ditinggal ayahnya
meninggal, dia baru menyadari bahwa pabrik sepatunya Price&Son dalam
keadaan sekarat. Maka Charlie terpaksa memecat 15 karyawannya, karena dia tidak
tahu apa yang harus dia lakukan untuk mengatasi hal tersebut. Kemudian muncul
ucapan pemberi semangat dari salah satu karyawannya yang akan dipecatnya,
Lauren. "Ini semua salahku, apa yang harus aku lakukan", memang
sebuah kata-kata yang kuno, yang seolah-olah tanpa ada usaha sedikitpun untuk
melakukan suatu perbaikan. Hal ini yang memicu Charlie untuk berpikir keras
menyelamatkan Prince&Son yang sudah lama berdiri sejak akhir abad 19.
Ide bisa muncul
darimana saja dan kapan saja, Charlie akhirnya bertemu dengan seorang waria yang
bernama Lola alias Simon. Charlie akhirnya mempunyai ide untuk membuat sepatu
khusus untuk para waria dengan Lola sebagai perancangnya. Pada sampel produk
pertama, Charlie membuat sepatu berwarna merah untuk Lola, tetapi Lola merasa
tersinggung karena tidak menarik sehingga membuat Lola marah.
Penerimaan Lola
dalam pabrik price&Son ini mendapatkan hinaan dari Don Burton, hingga
sampai akhirnya Lola mampu membuat Don bersikap hormat kepadanya.
Akhirnya untuk mengenalkan produknya, maka Charlie membawa semua hasil rancangannya ke Milan, pusat mode dunia. Charlie bekerja ekstra keras untuk mendapatkan respon yang baik di Milan, yang membuat dia dan karyawannya salah paham. Mereka baru bekerja ekstra keras setelah mengetahui Charlie benar-benar ingin membuat supaya semua ini sukses dan pabriknya tidak bangkrut, walau dia harus menggadaikan rumahnya. Kerja keras Charlie pun membuat dia bersitegang dengan tunangannya, bahkan hingga akhirnya ia putus dengan tunangannya.
Akhirnya untuk mengenalkan produknya, maka Charlie membawa semua hasil rancangannya ke Milan, pusat mode dunia. Charlie bekerja ekstra keras untuk mendapatkan respon yang baik di Milan, yang membuat dia dan karyawannya salah paham. Mereka baru bekerja ekstra keras setelah mengetahui Charlie benar-benar ingin membuat supaya semua ini sukses dan pabriknya tidak bangkrut, walau dia harus menggadaikan rumahnya. Kerja keras Charlie pun membuat dia bersitegang dengan tunangannya, bahkan hingga akhirnya ia putus dengan tunangannya.
Analisis Film
berdasarkan Teori Belajar Awal :
-
Teori Gestalt
Gestalt berfokus pada
persepsi dalam belajar. Individu merespon secara keseluruhan ketimbang sebagian
saja, individu akan membangun persepsi ketimbang hanya menerima informasi
secara pasif. Dalam Film Kinky Boots, Charlie mengalami kejadian yang membuat
dia stress karena pabrik sepatu miliknya akan bangkrut, tetapi pada akhirnya ia
membangun persepsi dan pemikirannya kembali sehingga pabrik Price&Son
kembali maju dan selamat dari kebangkrutan.
-
Teori Thorndike
Teori thorndike biasa
dirujuk sebagai teori behavioris namun berbeda dengan pengkondisian klasik.
Pertama, Thorndike berfokus pada proses mental dan kedua pada perilaku mandiri.
Ada 3 hukum belajar menurut
Thorndike, yaitu law of effects, law of exercise, dan law of readiness.
Menurut Film Kinky Boots pada hukum pertama yaitu law of effects menyatakan bahwa suatu keadaan yang memuaskan setelah
respon akan memperkuat koneksi antara stimulus dan perilaku yang tepat, dan
keadaan yang menjengkelkan akan melemahkan koneksi tersebut. Disini Lola sempat
menolak sepatu yang telah dibuat oleh Charlie karena ia tidak menyukai warna
merah. Kedua law of exercise yaitu pengulangan dari pengalaman akan meningkatkan
peluang respon respon yang benar. Dalam hal ini Charlie yang mengalami
kebangkrutan pabrik sepatu miliknya merasa stress, hingga akhirnya ia bertemu
Lola dan mereka pun bekerja sama untuk membangun kembali pabrik sepatunya.
Charlie terlihat bersemangat dan terus mencoba membuat berbagai desain sepatu
yang ia pasarkan di kota Milan, akhirnya semangat Charlie membuahkan hasil.
Pabrik sepatunya bangkit lagi dan tidak mengalami kebangkrutan. Hukum ketiga law
of readiness yaitu kondisi yang
mengatur keadaan disebut sebagai ‘’memuaskan” atau “menjengkelkan”. Disini
Charlie segera merespon kondisi saat Lola menolak untuk bekerja sama dalam
membangun Price&Son. Tetapi, pada akhirnya Lola ikut membantu dan
bekerjasama untuk mendesain sepatu di pabrik Price&Son bersama Charlie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar